Susulan dari cerita termakan budi semalam.
Dulu waktu saya bekerja,anak saya di jaga seorang pengasuh.Saya rasa dialah pengasuh yang terbaik di dunia.Memang susah untuk mencari pengasuh sepertinya.Dia bukan setakat menjaga anak-anak saya bahkan mendidik juga.Di ajar anak-anak saya solat,aliff ba ta,dan juga dalam pelajaran.Anak-anak saya menjadi anak-anak yang boleh di kawal[buat masa sekarang]adalah kerana pengaruh besar dari sikap pengasuh saya.
Pernah satu ketika,suami saya marahkan anak saya,bila tiba di rumah pengasuh saya anak saya masih tersedu sedan.Bila dapat tahu suami saya marahkan anak saya,terus suami saya pula yang kena marah.Katanya pantang anak-anak di marah waktu pagi.Bukan saja akan mengganggu perkembangan otak anak bahkan juga akan mempengaruhi sikap mereka.Anak akan lebih bersikap keras kepala.Sejak itu saya suami isteri akan pastikan waktu pagi adalah waktu tanpa perasaan marah.Boleh ke begitu?Mula-mula memang tak boleh.Tapi di sebabkan suami saya sendiri takut kena marah,jadi kami berlajar untuk lebih bersabar dengan kerenah anak-anak di waktu pagi.
Itu adalah antara pengajaran yang saya terima dari pengasuh anak-anak saya.Bahkan banyak lagi yang kami terima sebagai tunjuk ajar dan panduan dalam kami mengharungi dunia keibubapaan.Namun kini semuanya tinggal kenangan.Hampir setahun dia meninggalkan kami.kalau nak sebut budi,rasanya dah tak boleh nak di hitung.Memang tak terbalas.
Kini giliran saya pula untuk membalas budi.Saya pula yang bergelar pengasuh kepada cucu-cucu arwah.Awalnya berat juga untuk saya terima tanggung jawab ini,memandangkan saya tidak begitu mesra dengan budak-budak.Tapi bila terkenang akan budi arwah,luluh hati saya.Yang saya bimbangkan ialah, saya gagal memberi sebagai mana yang pernah anak-anak saya terima.Itu yang sangat-sangat saya bimbangkan.......
0 comments:
Post a Comment